Selasa, 02 Juni 2009

PRAKTEK KECURANGAN UN TERUS BERLANJUT TIAP TAHUN

Pemerintah mesti mengumumkan ke publik secara transparan soal kecurangan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini. Termasuk sanksi yang dijatuhkan untuk pelaku tindakan tidak terpuji itu.
Jika pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tidak melakukan hal tersebut, akan menjadi preseden buruk bagi pelaksanaan UN, serta memberikan efek negatif ke guru.
Praktik kecurangan ujian nasional (UN) meluas di sejumlah sekolah. Sebagian dari praktik tidak jujur ini bahkan terjadi terbuka di depan kelas tanpa menghiraukan pengawas UN.
Guru di sekolah tersebut memberikan jawaban kepada siswa dengan membagikan kertas kecil (besarnya tidak sampai melebihi telapak tangan) kepada murid. Sebagian dari lembar jawaban ini bertuliskan tangan dan sebagian yang lain sudah dalam bentuk ketikan. Bahkan handphone (HP) juga digunakan sebagai sarananya.
Sebagai seorang yang bekerja di lembaga pendidikan saya merasa ikut prihatin menyaksikan kecurangan ini, mengapa yang dikejar hanya kuantitas (sekolah ingin meluluskan murid 100%) tanpa diimbangi kualitas alumninya. Coba bayangkan jika murid lulus secara curang melanjutkan ke sekolah favorit, ternyata “pah-poh”.
JUJUR, saya hanya berharap semoga praktek kecurangan ini segera dihentikan untuk tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar